TubImage00006uh manusia memiliki gelombang elektromagnetik yang dapat terganggu akibat stres. Alat terapi biofeedback dapat membantu memantau frekuensi elektromagnetik tubuh pada saat stress dan mengembalikan ke kondisi awal sebelum stress dengan bantuan terapi biofeedback, demikian yang disampaikan oleh Prof. Dr. Mohammad Nubli bin Abdul Wahab, dosen University Malaysia Pahang pada kuliah umum yang disampaikan di hadapan mahasiswa pascasarjana Magister Psikologi Profesi di kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan, senin (28/9/2015). Kegiatan ini terselenggara sebagai implementasi dari Memorandum of Understanding (MOU) Fakultas psikologi UAD dengan University Malaysia PahanImage00007g. Kuliah umum berlangsung dengan tema “Biofeedback sebagai Model Terapi dan Riset”.

Lebih lanjut Prof. Nubli menjelaskan mengenai terapi biofeedback menggunakan teknik relaksasi yang melibatkan kesadaran dengan cara mengubah perilaku, pikiran dan perasaan. Teknik relaksasi ini menggunakan instrument pemantauan untuk mengukur dan memberikan umpan balik informasi tentang ketegangan otot, denyut jantung, respon keringat, suhu kulit, atau aktivitas otak.

Tiga orang mahasiswa diminta mempraktekkan terapi biofeedback dibantu oleh prof. Nubli. Sesi terakhir prof. Nubli mengajak mahasiswa melihat perbedaan antara teknik relaksasi biofeedback dan teknik relaksasi pernafasan dan imaginer yang sering dipraktekkan, hasil pemantauan dengan menggunakan alat terapi biofeedback menunjukkan bahwa teknik relaksasi biofeedback mampu menurunkan tingkat stress secara significant dibandingkan dengan teknik relaksasi pernafasan dan imaginer.