Foto: Hasaniah Zulfiani (Mahasiswa Magister Psikologi Profesi UAD) menyerahkan bantuan kepada warga Gempa Bumi Lombok

Yogyakarta- Gempa bumi yang mengguncang Pulau Lombok  pada pukul 06.47 WITA, 29 Juli 2018 lalu, menyisahkan duka mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia. Ratusan korban jiwa dan ribuan rumah rusak pasca terjadinya gempa bumi yang berkekuatan 6,5 MW.

Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Magister Psikologi Profesi melakukan penggalangan dana guna membantu meringankan beban korban gempa bumi Lombok.

Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Magister Psikologi Profesi bersama relawan membuka donasi pada tanggal 31 Juli – 9 Agustus 2018. Pada tanggal 7 Agustus 2018, tim relawan menyebar ke seluruh kampus UAD untuk melakukan penggalangan dana kepada mahasiswa.

Total dana yang terkumpul dari penggalangan dana yaitu berjumlah Rp. 22.456.100 dan ratusan pakaian layak pakai yang dikirim melalui perusahaan ekspedisi langsung ke daerah bencana gempa bumi Lombok. Bantuan berdatangan dari berbagai kalangan diantaranya Dosen dan Karyawan UAD, mahasiswa sarjana dan pascasarjana UAD, Alumni Psikologi UAD, Ikatan Mahasiswa Hu’u Kabupaten Dompu, Mushola Pendidikan Islam dan masih banyak lagi sumber donasi yang masuk ke relawan gempa lombok HMPS Magister Psikologi Profesi UAD.

Penyaluran dana secara langsung diwakilkan oleh Hasaniah Zulfiani (Mahasiswa Magister Psikologi Profesi UAD) yang disalurkan pada tanggal 24,25,26 Agustus 2018. Bantuan diserahkan pada daerah pusat gempa yaitu Desa Belanting Kecamatan Sambalia, Desa Labuhan haji kecamatan Labuhan Haji, Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya, Desa Pengadangan Kecamatan Pringgasela belokasi di Lombok Timur.

Hasaniah mengatakan, “sebelum menyerahkan bantuan, saya survei dulu kebutuhan masyarakat, beberapa kebutuhan diantaranya pempers, perlengkapan wanita, mie instan, air minum dan terpal  sangat dibutuhkan masyarakat sebagai tempat tinggal sementara masyarakat”. terangnya.

“Awal saya menginjakkan kaki saat sampai di Lombok kemaren, rasanya terharu dan sangat sedih disepanjang perjalanan, banyak sekali bangunan yang roboh, saya sangat merasakan betapa sedihnya mereka saat lebaran Idul Adha karena hanya berada ditenda pengungsian”, ungkap Hasaniah.

Foto: Warga pengungsian gempa bumi Lombok

Lebih lanjut Hasaniah menyebutkan, “disepanjang jalan banyak sekali tenda-tenda dan saya merasakan sedihnya tidur ditenda, saya berusaha memberikan semangat kepada korban dan saya juga merasakan beberapa kali  gempa susulan”.

Masyarakat tak dapat bersembunyi dibalik kesedihan dari gempa bumi yang mereka alami, wajah cerah mereka sudah redup terlihat.

Banyak pertanyaan dari mereka, “kapan ini akan berakhir?”, saya hanya bisa menjawab ini ujian dari Allah, kita tidak tau kapan berakhirnya tetapi yakinlah akan ada hikmah dari semua kejadian ini”, tutup Hasaniah.

Terimakasih kepada seluruh donatur yang telah berpartisipasi dalam penggalangan dana untuk saudara kita di Lombok, semoga Allah memberikan keberkahan dari harta yang diberikan, kita peduli, kita berbagi. (psikologiprofesiuad/web)